Selasa, 27 Juli 2010

...MLM......... oh MLM

Multi Level Marketing sudah ada di Indonesia sejak belasan tahun yang lalu. Dari awal munculnya MLM sudah menuai banyak kontroversi, mulai dari agen yang mendapat komisi yang sangat besar sampai perusahaan MLM yang lari dan menipu seluruh agen-agennya. Dari sekian banyak kisah yang terjadi, sampai saat ini terdapat dua buah kubu yaitu yang mendukung MLM dan yang menolak MLM. Kubu yang mendukung MLM dapat terdiri dari agen MLM yang memang telah mendapatkan apa yang dijanjikan oleh MLM, agen MLM yang masih berharap untuk mendapatkan apa yang dijanjikan MLM, dan 'calon agen' (orang awam atau prospektus) yang masih berminat untuk mengikuti MLM. Sedangkan kubu yang menolak MLM terdiri dari agen MLM yang telah dikecewakan, orang awam yang mengetahui 'kisah buruk' MLM, dan orang awam yang pesimis ketika mendengar janji-janji MLM yang begitu 'wah'.

Terlepas dari baik dan buruk kisah MLM,setiap MLM pasti berhubungan dengan bisnis yang bertujuan untuk mencari keuntungan. Dan seperti bisnis yang lain, di MLM pasti terdapat produk yang ditawarkan. Produk-produk ini ditawarkan oleh agen-agen penjual mereka ke masyarakat luas agar terjadi kas masuk dan menjadi keuntungan. Keuntungan ini dibagi oleh perusahaan MLM kepada agen-agen mereka yang menjual dalam bentuk komisi dan/atau bonus. Komisi dan bonus inilah yang biasanya di dijanjikan oleh perusahaan MLM untuk memotivasi agennya dan merekrut agen baru.

PRODUK MLM
Produk yang di-klaim oleh perusahaan MLM mempunyai beragam bentuk, mulai dari keperluan rumah tangga, keperluan kesehatan, sampai keperluan liburan. Perusahaan MLM juga ada yang mempunyai lebih dari satu jenis produk yang ditawarkan. Dan bagi para agennya, tidak ada ikatan untuk hanya bekerja di satu perusahaan MLM. Karena itu setiap orang dapat menjadi beberapa agen MLM sehingga memperluas pasarnya karena dapat menjual berbagai jenis produk.

Dengan banyaknya produk yang dapat dijual para agen MLM, tetapi para agen MLM selalu berusaha merekrut agen baru. Apabila si agen ini dapat merekrut agen baru maka agen yang baru akan menjadi 'downline' agen tersebut. Agen yang telah berhasil merekrut agen baru akan mendapatkan komisi tambahan dan di beberapa MLM juga memberikan persentase komisi dari setiap penjualan yang dilakukan oleh si 'downline'. Karena besarnya potensi komisi yang didapat dari penambahan 'downline', banyak agen MLM yang justru berfokus pada merekrut 'downline' baru daripada menjual produk yang ditawarkan MLM.

NEGATIF DAN POSITIF MLM
MLM yang benar dijalankan akan menghasilkan sesuatu yang positif bagi agen dan pembeli produk. Asuransi sebagai contoh yang memberikan hasil positif (walaupun asuransi tidak dimasukan sebagai MLM, tetapi sistim komisi dan senioritasnya mirip seperti MLM). Asuransi yang dijual akan memberikan komisi kepada agennya dan memberikan proteksi finansial kepada pembelinya.

MLM yang tidak dijalankan dengan benar pasti hanya menghasilkan hal negatif bagi agen dan pembeli. Produk yang ditawarkan oleh MLM ini bisa jadi tidak bermamfaat sama sekali atau bermamfaat tetapi dijual terlalu mahal sehingga sebenarnya apabila dicari produk subtitusinya maka didapat mamfaat yang sama dengan harga yang lebih murah. Hal lain yang dapat membuat MLM menjadi negatif adalah cara agen memasarkan produknya yang merugikan pembeli. Cara agen yang buruk ini akan membuat citra MLM yang baik pun menjadi buruk. Seperti pada contoh agen asuransi yang banyak dikeluhkan karena terlalu 'konsisten' menawarkan produknya sehingga dirasa mengganggu.

AGEN MLM
Agen asuransi secara teguh dan bersemangat untuk memasarkan produknya pada umumnya dikarenakan oleh komisi penjualan asuransi yang besar. Agen-agen ini jarang menawarkan orang lain untuk menjadi 'downlinenya'. Hal ini berbanding terbalik dengan agen MLM yang umumnya justru secara teguh dan bersemangat untuk mencari orang untuk menjadi 'downlinenya' daripada memasarkan produk yang ditawarkan MLM. Kesimpulan general yang didapat dari kisah umum ini adalah setiap agen pasti akan menawarkan sesuatu yang paling banyak mendatangkan keuntungan bagi mereka. Sama seperti penjual baju atau makanan, mereka juga pasti akan menawarkan sesuatu yang paling menguntungkan mereka. Bila menjual celana lebih menguntungkan maka mereka akan menawarkan celana terlebih dahulu daripada baju, demikian juga mereka akan menawarkan makanan khas mereka terlebih dahulu daripada nasi putih.

Mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya sangat wajar terjadi di dunia bisnis. Tetapi keuntungan yang didapat dengan cara yang salah justru akan mengurangi keuntungan di masa mendatang.

PRODUK MLM
Banyak orang mengeluhkan agen MLM yang terlalu naif dan 'kurang ajar' dalam memasarkan produk mereka. Mereka juga sering kali dianggap 'berbohong' karena pada awalnya mengatakan akan menjual sebuah produk tetapi pada akhirnya justru menawarkan orang lain untuk menjadi 'downline' mereka. Karena perlakukan 'dipaksa menjadi downline' ini, banyak orang yang merasa ditipu dan akhirnya menyalahkan MLM termasuk juga menyangsikan 'janji-janji' MLM. 'Janji-janji' ini juga sering di besar-besarkan oleh agen MLM dalam 'menjerat' orang lain sehingga ketika orang itu mau menjadi 'downlinenya' dan merasakan sendiri 'dunia' MLM, orang itu menjadi kecewa.

Setiap agen MLM harus sadar bahwa kisah-kisah kekecewaan pasti akan mempunyai efek negatif dan akhirnya akan merugikan diri mereka sendiri. Efeknya sudah amat sangat dapat dirasakan sekarang ini yaitu dalam bentuk sindiran dan komentar negatif terhadap MLM dan agen MLM sendiri. Agen MLM harus memperbaiki cara pemasaran mereka dari yang memaksakan menjadi bentuk yang lebih 'halus'.

Hal lain yang harus disadari oleh setiap agen MLM adalah mereka tidak dapat menawarkan produk mereka ke setiap orang. Mereka harus melihat pangsa pasar mereka dan tetap berada disana. Sebagai contoh: penjual mobil BMW akan membuka show room di tempat yang dihuni oleh penduduk dengan penghasilan menengah keatas. Mereka tidak akan menawarkan produk mereka ke kalangan yang mereka tau tidak akan tertarik/tidak mampu/tidak mau menggunakan produk mereka. Penjual rokok juga tidak akan memaksa menjual produk mereka ke orang yang tidak merokok. Karena bagaimanapun juga orang itu akan menolak dan apabila terus menerus dipaksa maka akan terjadi 'gosip2' tidak sedap terhadap penjual rokok seperti yang terjadi pada agen MLM sekarang ini.

Setiap MLM mempunyai minimum dua jenis produk, pertama adalah produk yang biasanya terdapat dalam brosur mereka, dan kedua adalah MLM itu sendiri. Apabila seorang agen MLM menawarkan orang lain untuk menjadi 'downlinenya', ia harus sadar bahwa ia sedang menawarkan 'produk gaya hidup/gaya bekerja MLM' kepada orang itu. Agen itu harus mengatakan hal itu dari awal dengan sebenar-benarnya dan sejujurnya karena adalah tugas bagi setiap penjual untuk menerangkan dengan sebaik-baiknya atas produk yang mereka jual.

SARAN BAGI SETIAP AGEN MLM
Tidak ada yang salah dengan berusaha mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari bisnis. Tetapi dalam mendapatkan keuntungan tersebut harus memperhitungkan efek dari cara pemasaran. Karena itu berikut adalah saran untuk agen MLM yang ingin menambah 'downline'nya:
  1. Jangan takut untuk mengakui bahwa anda menawarkan orang lain untuk menjadi agen MLM. Apabila memang perusahaan MLM yang anda ikuti adalah baik dan anda juga pernah mendapatkan komisi yang memuaskan maka tidak perlu takut dan malu mengatakan itu kepada 'prospek' anda.
  2. Hanya menawarkan orang lain untuk menjadi 'downline' anda ke orang-orang yang memang anda rasa tertarik dan mampu untuk mengikuti MLM. Menjadi agen MLM adalah bekerja keras oleh karena itu tidak semua orang bisa dan pantas untuk menjadi agen MLM.
  3. Jangan melebih-lebihkan hasil yang didapat dari MLM. Dan jangan lupa untuk mengatakan bahwa menjadi agen MLM adalah bekerja keras untuk mendapatkan hasil. Dengan ini anda tidak akan dituduh berbohong dan orang-orang juga tidak akan menjadi pesimis terhadap janji-janji MLM karena setiap orang akan merasa 'wajar' apabila anda mengatakan bahwa untuk mendapatkan janji-janti MLM itu mereka juga harus bekerja keras.
  4. Jangan memaksa apabila seseorang tidak mau untuk menjadi 'downline' anda. Ingatlah bahwa 'produk gaya hidup/gaya bekerja' yang ditawarkan oleh MLM adalah seperti produk penjualan yang lain. Bayangkan bagaimana rasanya kalau anda dikejar-kejar tukang bakso untuk membeli daganganya padahal anda tidak suka bakso.
  5. Beri target waktu untuk diri anda sendiri. Karena apabila dalam jangka waktu yang lama anda tetap tidak bisa meraih janji-janji MLM, maka anda cenderung untuk menambahkan kisah-kisah negatif MLM. Jangan lupa bahwa menjadi agen MLM sama seperti menjual produk yang lain yaitu dibutuhkan kerja keras dan waktu.
Saran bagi non-agen MLM: harap selalu diingat bahwa agen MLM adalah seorang sales yang menjual 'produk gaya hidup/gaya bekerja MLM'. Apabila anda tidak tertarik, cukup katakan dengan tegas bahwa anda tidak tertarik dan tidak mau memiliki 'gaya hidup/gaya bekerja MLM'. Dan untuk agen penjual produk yang lain.....coba diperiksa bagaimana sistim komisi di perusahaan anda, mungkin saja sistim komisi anda menyerupai MLM. Apabila demikian....munkin anda dapat 'mencontek' cara-cara agen MLM berdagang untuk menaikin penghasilan anda.

Selamat berjualan :)

yustinus.soelistio@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar